Penyakit degeneratif yang berkembang cepat sekarang ini satu diantaranya yakni hipertensi. Di semua dunia diprediksikan lebih kurang 80% kenaikan masalah hipertensi dari 639 juta orang pada th. 2000 jadi 1, 15 juta orang pada th. 2025 dan banyak berlangsung di negara-negara berkembang.
Perkiraan ini berdasar pada angka pasien dan perkembangan masyarakat sekarang ini. Penambahan masalah hipertensi ini salah satunya karena sebab rendahnya kesadaran orang-orang dalam memeriksakan desakan darahnya dengan awal tanpa ada menanti munculnya tanda, alur makan yg tidak sehat dan kurang olahraga. Indonesian Free akan membahas mengenai hipertensi ini.
Prevalensi pasien hipertensi
Prevalensi pasien hipertensi di Asia cukup tinggi yakni 8 – 18%, sedang di Indonesia prevalensinya 6 – 15% pada seorang dewasa atau diprediksikan menjangkau 15 juta orang namun cuma 4% saja yang hipertensinya termonitor (Salma, 2009).
Hasil riset metodologi yang dikerjakan dengan berlainan tunjukkan kalau pasien hipertensi di Indonesia pada umur 20 th. beberapa 1, 8 – 28, 6% dan termasuk dalam grup umur tenaga kerja yang produktip (15 – 64 th.) berdasar pada UU no 13 th. 2013 tentang ketenagakerjaan dan angka peristiwa hipertensi di desa jumlahnya lebih sedikit daripada di kota.
Pengertian Hipertensi?
Hipertensi adalah penambahan desakan darah arteri diatas normal yang disebabkan oleh masalah mekanisme regulasi desakan darah. WHO (1999) dan JNC 6 (The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure in USA) menyebutkan kalau batas desakan darah yang masih tetap dipandang normal yakni 130/85 mmHG, sedang 140/90 mmHG dinyatakan hipertensi dan di antara nilai itu dikatakan sebagai normal – tinggi (untuk individu dewasa di atas 18 th.).
Desakan darah yang bertambah bisa dikarenakan oleh sebagian aspek yakni aspek yg tidak bisa dirubah seperti ras, umur, keluarga/keturunan, type kelamin dan aspek yang bisa dirubah yakni obesitas, sindrom metabolik, kurang gerak, sensitivitas natrium, kandungan kalium yang rendah, stress dan alkohol hingga penambahan desakan darah ini bisa menyebabkan kemungkinan penyakit jantung dan stroke dan masalah peranan ginjal.
Dampak Hipertensi
Hipertensi bisa menyebabkan karena/efek yg tidak dikehendaki, jadi butuh perlakuan yang baik. Dalam rencana penurunan desakan darah bisa dikerjakan dengan monitoring desakan darah dan aspek kemungkinan, mengatur pola hidup dan obat anti hipertensi. Pengatur pola hidup ini bisa dikerjakan lewat cara berhenti merokok untuk perokok, penurunan berat tubuh untuk yang obesitas, kurangi alkohol, kurangi konsumsi garam, olah raga teratur dan kurangi stress psikis.
Terkait dengan penyusunan pola hidup yakni kurangi konsumsi garam dalam penatalaksanaan diet hipertensi begitu dibutuhkan, di samping dampak pembatasan garam/NaCl yang berlebihan dan pengurangan cairan karna deuretik yang otomatis jadi penyebabnya hipertensi. Konsumsigaram/NaCl yang tinggi dapat dibuktikan tingkatkan konsentrasi plasma sel yang menyebabkan penambahan desakan darah. Konsumsi garam atau konsumsi makan adalah tingkah laku seorang yang di pengaruhi oleh sebagian aspek diantaranya keadaan fisiologis, diet yang didapatkan, therapy medik, pengetahuan gizi pasien.
Pentingnya diet untuk pasien hipertensi
Diet yang didapatkan pada pasien hipertensi yakni diet rendah garam yang dalam pengerjaannya sulit dikerjakan dengan berkelanjutan karna rasa makanannya yang hambar/tidak merasa hingga mengakibatkan nafsu makan alami penurunan. Oleh karenanya diperlukan motivasi yang kuat supaya seorang/pasien dapat melakukan diet itu dengan berkelanjutan/teratur dan terus-terusan.
Terkait dengan tingkah laku dalam proses diet yang dikerjakan seorang begitu bergantung pada maksud/motivasi yang akan dituju atau diraih. Motivasi bertalian/terkait dengan tiga hal sebagai segi dari motivasi yakni kondisi yang mendorong perilaku (motivating states), perilaku yang didorong oleh kondisi itu (motivated behavior) dan maksud dari perilaku itu (goals or ends of such behavior). Jadi motivasi yaitu perubahan tenaga dalam diri seorang yang diikuti oleh dorongan efisien dan reaksi-reaksi dalam menjangkau maksud yang di pengaruhi oleh pengetahuan, sikap, sosial ekonomi, sosial budaya dan kualitas service.
Perlunya motivasi dari keluarga untuk pasien hipertensi
Motivasi akan terwujud atau terwujud dengan baik bila seorang itu tahu manfaat yang dapat di ambil dan di dukung oleh pengetahuan yang ideal mengenai hal itu. Jadi pengetahuan itu begitu terkait erat dengan tingkah laku yang di ambil karna dengan terdapatnya pengetahuan ini seorang mempunyai alasan atau motivasi dan landasan yang kuat untuk memastikan satu tingkah laku, dalam hal semacam ini untuk kesembuhan penyakitnya.