Niat Margret dan kedua anaknya menjual asset-asset peninggalan Alm. suami terakhirnya terkendala oleh keharusan menunggu Angeline dewasa agar dapat bertindak sebagai subjek hukum dalam pewarisan. Padahal sesuai akta adopsi Margret wajib mengembalikan Angeline pada orangtua kandungnya ketika dia sudah berumur 18 tahun. Itu berarti kelak Angeline akan meninggalkan Margret dan kembali ke ibu kandungnya sambil membawa bonus warisan dari ayah angkatnya sebesar $1,200,000 atau setara 12 Milyar!
Tidak terima dengan surat wasiat ayah angkatnya Douglas Scardordugh, dimana Angeline menerima 60% dari total warisan, mengalahkan anak kandungnya sendiri yaitu Christina Kunci dan anak tirinya yang suka dugem Yvonne caroline. Mereka jadi nyesel bukan main kenapa dulu mengadopsi anak satu ini. Puncaknya awal 2015, Christina Kunci butuh uang untuk study di Amrik, hutang sudah mulai menumpuk, Yvonne Caroline butuh uang buat dugem, ketiga setan ini sudah ga tahaaaaaaaan jual property. Akhirnya prahara Angeline pun dimulai.
Cinta itu sudah berubah jadi benci dan dendam kesumat. Perhatian dan kasih sayang sudah berganti dengan kecemburuan dan kekecewaan. Wajah2 ceria yang dulu ada disekelilingnya sudah berubah jadi wajah yang kasar, bengis, kejam dan menyeramkan. Wajah yang suka menghardik dan main tangan…
Awal 2015 penyiksaan pun dimulai… Skenario pembunuhan pun dirancang… Dibantu dengan Agus dan AA (yang berperan sebagai eksekutor) yang notabene mereka semua sekampung dengan Margret – dengan iming2 uang pembagian masing2 sebesar 2 M – persekongkolan pun dimulai. Lubang pun digali… Tanah buat nimbun pun dicari… Jimat supaya tidak digentayangi arwahpun pun diantisipasi… FP buat alibi dan GoFundMe pun dibuat… Melapor penculikan ke polisi pun dilakukan… Menuduh ibu kandung yang menculik pun disebarluaskan.
Tapi… Bau busuk mayat mulai menyebar. Satu dua orang mulai curiga…. Kekhawatiran dan ketakutan mulai muncul…. Menteri2 datang membuat panik… Tuhan pun bekerja…. Satpam mempergoki Margareth duduk termenung dan menutupi gundukan dekat kandang ayam dengan daun pisang kering. Satpam pun curiga dalam lapor polisi. Kasus pun terbuka….
Satpam berhati emas ini bernama Dewa Raka. Angeline pun berterima kasih pada Dewa Raka sang penolongnya. Berkat jasanya Angeline sudah bisa pergi dengan tenang. Karena dia yakin seluruh masyarakat Indonesia akan menyelesaikan perkara ini untuknya dengan seadil-adilnya. Damai… Damai… Damai….
Angeline meminta pada pak polisi untuk jujur dalam menuntaskan kasus ini. Dia meminta pak polisi untuk tidak tergoda pada iming2 uang seperti Agus dan AA. Mereka yangpernah terbersit untuk memainkan kasus ini perlu belajar mengenai kejujuran dan dedikasi pada Pak Satpam Dewa Raka.
Keluarga ini memang bangke. Psikopat. Pura2 miskin. Pintar memalsukan identitas mengaku dari Kalimantan dan manado tapi ternyata darï NTT. Cerdas luar biasa menyusun pembunuhan berencana. I stand for capital punishment alias death sentence alias hukuman mati…. Sekian.
Oleh : AdHye Si ToDe