Hebat! Seorang Siswa Aliyah di Blitar Mampu Ciptakan Charger Ponsel Sepeda

membuat charger hp dengan dinamo sepedaPiranti yang hanya berupa sebuah komponen ElCO, ELD, dan juga dioda yang sudah tidak terpakai yang disusun menjadi sebuah komponen atau dirangkai menjadi satu kesatuan kelistrikan. Mereka membuat charger hp dengan dinamo sepeda.

Salah satu siswa Madrasah Aliyah Darul Huda, Desa gambar, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar yang bernama Fawaid Santoso merangkai komponen-komponen yang sudah usang menjadi satu kesatuan kelistrikan. Dia menghubungkan pengatur sumber listrik dengan dinamo sepeda berkapasitas 12 volt.

Gerak kepala dinamo itu tergesek oleh putaran roda angin. Ini adalah sebuah perangkat charge ponsel pengganti powerbank.

Piranti yang digunakan hampir semua dengan barang bekas yang tidak terpakai, meskipun ada beberapa yang harus di beli harga sangat murah. Seperti komponen dioda yang harganya hanya Rp 3 ribu, begitu juga dengan Elco dan LED yang harganya tidak lebih dari Rp 5 ribu.

Para siswa mendemonstrasikan alat tersebut di aula sekolah, satu siswa memegang ponsel, sedangkan siswa yang lainnya mengayuh pedal sepeda.

Menurut Fawaid, dinamo baru yang mempunyai kapasitas simpan strum 12 volt, dan daya keluar 2,5 volt seharga Rp 25 ribu. Jika beli di pasar loak, cukup merogoh kocek Rp 5 ribu. “Secara keseluruhan tetap jauh lebih murah dibandingkan harga powerbank yang harganya ratusan ribu.

Selain menciptakan ponsel dengan model colokan konvensional, Fawaid bersama empat teman-temannya bisa mengembangkan charger sepeda angin untuk USB Smartphone Android, Iphone, dan BlackBerry.

Cukup mengayuh pedal sepeda dari rumah. Listrik yang dipancarkan kumparan dinamo dan diolah dioda serta elco, dalam waktu 15 menit langsung memenuhi daya ponsel. “Jadi tidak terasa. Sampai sekolah daya ponsel sudah penuh. Sebab jarak tempuh antara rumah hingga sekolah sekitar 20 menit. jelas Fawaid.

Kepala Sekolah Yayasan Pendidikan Darul Huda Asyharul Muttaqin mengaku bangga dengan hasil temuan anak didiknya. Sebagai tindak lanjut, lingkungan pendidikan yang memiliki jumlah anak didik 193 siswa Aliyah, 305 Tsanawiyah (setingkat SMP), dan 96 Ibtidaiyah (setingkat SD), akan membimbing untuk dilakukan penyempurnaan.